News

Virginia, MedanKini.Net - The Oceanium sebuah Pusat Penyelaman Scuba dan LSM di Senegal yang mengkhususkan diri pada perlindungan lingkungan, baru saja mendirikan Museum Bawah Laut yang pertama di Afrika Barat. Sekitar 100 meter dari pantai Dakar 8 pahatan dipasang di dalam laut. Penyelaman scuba adalah cara terbaik untuk melihat pahatan di perairan yang sering dipenuhi polusi botol plastik dan puing-puing lain.

Oumy Diaw seorang Ahli Pemasar Seni Kontemporer mengatakan "Menurutku dengan membuat museum ini, kami akan meningkatkan kesadaran. Karena begitu kita bilang ini seni, orang-orang tergerak. Pahatan ini terbuat dari bahan ekologis."

Pahatan ini dibuat dari sejenis tanah liat menurut Pemasar Seni Oumy Diaw. 6 bulan setelah pemasangannya, pahatan ini mulai tertutupi kehidupan laut seperti teritip yang bisa menyaring dan membersihkan air.

"Itu berarti restorasi sedang berjalan." Ujar Oumy

Terumbu buatan ini menyediakan habitat bagi kehidupan laut dengan makanan dan tempat berteduh dan mendorong reproduksi. Ini bisa membatu penangkapan ikan berlebihan yang telah mengikis teluk ini. Museum Seni Bawah Laut adalah gagasan dari Rodwan El Ali direktur Klub Selam yang juga membuat upaya lain untuk membantu lingkungan. Rodwan dan tim penyelam turun menyelam sedalam 25 meter untuk melepas 2 jaring ikan yang menempel di kapal yang karam. Ikan dan mahkluk lainnya bisa terjerat jaring dan mati, ini juga berbahaya bagi para penyelam.

Walid Stephane Hussein seorang Penyelam Scuba Oceanium mengatakan "Risiko pertama kami adalah berpegang pada jaring terjebak. Itu sebabnya setidaknya harus ada dua penyelam : satu memantau sementara yang lain bekerja. Resiko kedua adalah saat kami mengembangkan parasut untuk mengangkat jaring. Jika kami terperangkap jaring, Kami akan langsung terangkat sehingga bisa mengalami kecelakaan dekompresi."

Setelah 45 menit dibawah air, para penyelam berhasil mengangkat jaring nilon yang panjangnya kira-kira 100 meter dengan tinggi sekitar 20 meter.

Rodwan El Ali seorang Direktur Oceanium mengatakan "Ada belut moray yang mati karena makan ikan. Ikan masih ada di dalamnya."

Tahun lalu Rodwan dan penyelamnya mengeluarkan 25 ton jaring ikan dari laut. Penangkapan ikan sangat penting bagi Senegal, karena mempekerjakan sekitar 600 ribu orang dan ikan merupakan sumber protein utama nasional, tapi sektor ini berada dalam krisis akibat penangkapan ikan berlebihan oleh perorangan dan armada industri.

"Banyak orang kelaparan, berjuang keras untuk hidup, bahkan untuk bertahan hidup. Saat ini kami kehilangan satu ton ikan setipa tahun akibat jaring." ujar Rodwan

Rodwan memperkirakan organisasinya mengangkat sekitar 30 hingga 40 jaring yang ditinggalkan didalam laut setiap tahun. Oceanium berharap memperoleh dukungan finansial sehingga bisa melanjutkan misinya untuk menyelamatkan lingkungan. (VOA/Mkn)