Inflasi Meroket, Pemilik dan Pelanggan 'Bodega" Khas New York Terpukul
Washington DC, MedanKini.Net - Bagi warga kota New York tempat membeli santap siang yang murah meriah sebelum kerja biasanya disebuah "Bodega" toko kecil yang menjual makanan kemasan dan cepat saji, tapi belakangan ada yang berubah.
Francisco Marte seorang Pemilik Bodega mengatakan "Tak lama sebelumnya harga "Potato Chips" ini 50 sen, kini 1 dolar."
Sandwich atau roti lapis favorit warga New York saat ini jauh lebih mahal daripada biasanya.
"Sebelumnya ini harganya 3 dolar, sebelumnya hanya 2 dolar. Lalu dari 3 dolar kemudian naik lagi ke 4 dolar hingga 6,5 dolar. 6,5 dolar kalau ukuran besar." ujar Francisco Marte.
Gangguan rantai pasok akibat pandemi lalu perang Rusia dengan Ukraina sejak akhir februari, semuanya membuat bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga di Bodega Fransisco menjadi lebih mahal.
"Sejak awal tahun semua harga meroket. Semua terlalu mahal. Setiap kali ke grosir, harga kami harus disesuaikan, karena berubah terus." keluh Francisco.
Analis mencermati sejak sebelum pandemipun jalur pasok Amerika Serikat sebenarnya sudah rentan gangguan.
Katie Denis seorang Consumer Brands Association mengatakan "Akan selalu ada gejolak. Faktor cuaca misalnya. Akan ada gejolak geopolitik, tak selalu setara konflik di Ukraina. India baru saja melarang ekspor gandum, karena gelombang cuaca panas. Biasanya rantai pasok bisa menyerap kejutan. Gejolak kecil, tak sampai memutus rantai. Saat ini, tak ada fleksibilitas sama sekali. Belum pulih dari pandemi dan keterlambatan pasok. Sebagian industri masih ditutup, agar pekerjaan non-esensial di rumah saja. Lalu ada sebagian yang sudah mulai. Ada pengemas, ada pembuat mesin. Semua belum pulih benar."
Konsumenpun tidak banyak pilihan.
Peter Evangelista seorang Pelanggan Bodega mengatakan "Saya tak tahu dia minta saya bayar berapa. Tapi saya butuh kopi. Saya bayar berapapun."
Lain halnya dengan Frances Rice yang juga seorang Pelanggan Bodega mengatakan "Artinya saya beli sarapan yang bisa dimakan terus hingga santap siang. Lalu saya tak makan hingga malam. Hasilnya, kurangi berat badan. Lihat sisi positifnya. Karena bagaimanapun kalau mau bekerja, harus bisa bayar. Bila lapar, makan. Perlu berimbang. Harus kurangi belanja yang lain, agar uang cukup."
Data terbaru pemerintah AS menunjukkan laju inflasi belum juga melandai. Menurut Biro Statistik Ketenagakerjaan AS, Harga di tingkat konsumen yang dipantau lewat Indeks Harga Konsumen naik sebesar 9,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. sementara harga di tingkat grosir yang dipantau lewat Indeks Harga Produsen meningkat sekitar 11,13 persen dari tahun sebelumnya. (VOA/Mkn)