News


Virginia, MedanKini.Net - Dipinggiran wilayah Semera traktor menyiapkan tanah untuk menanam gandum. Wilayah Afar - Semera terkenal dengan lanskap gurun dan iklim yang kering, jadi ladang beririgasi adalah pemandangan langka tapi kini semakin umum. Upaya pemerintah Ethiopia untuk menanam lebih banyak gandum, membuat produksi gandum meningkat dari 1,4 juta ton tahun lalu menjadi 2,4 juta ton tahun ini menurut angka pemerintah. Geto Kasa adalah salah satu pekerja di proyek ini.

Geto Kasa seorang Pekerja Program Gandum mengatakan "Tujuan pemerintah bagi program ini adalah memenuhi permintaan pasar, mengurangi impor dan memberi peluang kerja bagi warga."

Pemerintah Ethiopia bertekad menghapus sama sekali kebutuhan impor gandum sebelum tahun depan.

Mohammed Noar Ali Seorang Pejabat Semera, Ethipia mengatakan "Selama setahun terakhir, kami berencana menanam gandum di lahan seluas 8400 hektar. Kami berhasil mencapai tujuan ini lewat kerjasama gabungan antara pemerintah Ethiopia dan warga. Kami juga berupaya meningkatkan produksi lebih jauh lagi."

Tapi menurut Departemen Pertanian Amerika, tujuan Ethiopia menghapus kebutuhan impor gandum tahun depan tidak realistis. Ethiopia jelas membutuhkan bahan makanan yang berkelanjutan menurut sebuah organisasi nirlaba di Semera.

Valerie Browning dari Asosiasi Pengembangan Afar mengatakan "Wilayah Afar kini dalam situasi sangat buruk. Kami menghadapi situasi bertubi-tubi akibat dampak konflik dan kekeringan, karena situasi sekarang adalah pemerintah mengatakan sebenarnya 95 persen wilayah Afar rawan pangan."

Kekeringan regional yang parah dan perang Ethiopia antara pemerintah pusat dan wilayah Tigray menyebabkan sekitar 20,4 juta warga Ethiopia membutuhkan bantuan pangan menurut Program Pangan Dunia PBB. Selain itu pihak-pihak yang bertikai telah dituduh menghalangi pangan mencapai populasi yang rentan dan menurut PBB embargo bahan bakar di Tigray juga memperburuk keadaan, menurut mereka program penanaman gandum tidak akan memenuhi kebutuhan Ethiopia. Krisis Ukraina telah mengurangi impor gandum dan menaikkan harga pangan sebesar 66 persen menurut Program Pangan Dunia. Sementara menurut Organisasi Pangan dan Pertanian FAO, Rusia telah melakukan pembatasan ekspor pupuk yang dapat mengakibatkan menanam gandum lebih sulit dan lebih mahal.

Chimimba David Phiri seorang Koordinator Subregional Afrika Timur FAO mengatakan "Negara seperti Ethiopia yang telah mengimpor gandum dan pupuk akan sangat terpengaruh."

Dan bagi mereka yang sangat membutuhkan bantuan makanan ini berarti bantuan apapun dalam bentuk gandum ataupun yang lainnya akan semakin lambat diterima. (VOA/Mkn)