News

Washington DC, MedanKini.Net - Jaringan Kedai Kopi Starbucks menarik diri dari pasar Rusia setelah hampir 15 tahun, merespon serangan Rusia terhadap Ukraina.

Christian Ledoux dari perusahaan Captrust mengatakan "Ini langkah yang harus mereka lakukan. Tak mungkin Starbucks bertahan di Rusia bila perang berlanjut. Anda tahu ini soal persepsi pelanggan di Amerika yang kini soroti perilaku baik sebuah perusahaan."

Analis menilai langkah perusahaan yang bermarkas di Seatlle negara bagian Washington ini tak akan banyak berdampak mengingat pemasukannya dari rusia tidak sampai 1 persen dari pemasukannya secara global, lain halnya dengan McDonald's, restoran waralaba Amerika Serikat yang juga hengkang dari Rusia dan menjual restorannya ke pengusaha setempat.

"McDonald's punya sejarah jauh lebih lama di Rusia. Starbucks hanya 15 tahun . McDonald's ada di sana sejak Tembok Berlin runtuh. Investasi McDonald's jauh lebih besar dan McDonald's memiliki langsung setiap gerai. Penarikan McDonald's lebih sulit. Sekitar 9 persen penjualan McDonald's dari Rusia." ujar Christian

McDonald's, Starbucks hingga produsen minuman CocaCola, satu per satu meninggalkan Rusia mengundang berbagai respon dari warga yang telah lama menikmati produk-produk barat ini.

Svetlana Isayeva seorang Warga Moskow mengatakan "Tak menyesal juga. Nanti kopinya berbeda. Sedih kadang. Tapi nanti baik-baik saja."

Stepan Gruntov, Warga Moskow juga menyatakan hal yang sama "Rasanya lama sekali. Akan sulit tak lagi bisa menikmati. Tapi mungkin nanti biasa saja."

Restoran pertama McDonald's dibuka di Moskow 30an tahun lalu dan menjadi simbol meredanya ketegangan hubungan antara AS dan Uni Sovyet saat itu.

Karl Qualls dari Dickinson College mengatakan "Ini akhir sebuah era,. Datangnya McDonald's tandai akhir Perang Dingin, karena tak lama setelah runtuhnya Tembok Berlin, lalu hanya beberapa bulan sebelum Uni Sovyet runtuh. Memang bukan produk Barat pertama, karena Pepsi sudah masuk Rusia pada tahun 1970an. Tapi McDonald's berbeda, karena merek ternama, dan tandai masuknya Rusia ke komunitas global."

Diperkirakan McDonald's memiliki sekitar 850 restoran di seluruh Rusia dengan 62 ribu pekerja dari warga setempat, lalu Starbucks memiliki Kedai Kopi lisensi sebanyak sekitar 130 di Rusia dengan sekitar 2 ribu pekerja. Kedua perusahaan telah menyatakan akan terus membayar pekerjanya hingga masa transisi berakhir. (VOA/Mkn)