Washington DC, MedanKini.Net - Bursa saham di Wall Street dan seluruh dunia sempat terkoreksi tajam, akibat perubahan kebijakan fiskal di Amerika Serikat dan kenaikan suku bunga acuan sebesar setengah persen oleh Bank Sentral AS Federal Reserve.
CFRA Research, Sam Stovall mengatakan "Ada tarik ulur antara optimis dan pesimis. Semua seputar suku bunga. Mengapa suku bunga penting ? Karena investor beli saham berdasarkan estimasi pemasukan beberapa tahun kedepan. Sedolar saat ini nilainya bakal bertambah 20 tahun sesudahnya. Jadi pertimbangan ini 'didiskon' sebesar perkiraan setinggi apa suku bunga saat itu."
Peningkatan signifikan ini untuk meredam laju inflasi yang juga signifikan.
"Semakin tinggi suku bunga, semakin mahal rumah, kenderaan, apapun yang dibeli lewat cicilan. Itu memang tujuan kenaikan. Bila ekonomi tumbuh terlalu pesat, sehingga permintaan melampaui pasokan, itulah yang sebabkan inflasi. Harus dikurangi jumlah orang yang meminati barang lewat kenaikan suku bunga tersebut. Semakin menurun angka permintaan, maka semakin melemah pula laju kenaikan harga." tambah Sam
Selain tingginya permintaan juga ada faktor gangguan rantai pasok dan imbas perang Rusia dengan Ukraina. Angka Indeks Harga Konsumen terbaru atau Consumer Pay Index (CPI) menunjukkan peningkatan 8,3 Persen pada April dibandingan pada April tahun sebelumnya. Ini merupakan sedikit perlambatan dibandingkan bulan Maret saat kenaikan tahunan mencapai 8,5 persen, lalu bila tidak mempertimbangkan harga makanan dan juga energi yang memiliki pola afinitas tinggi, angkanya mencapai 6,2 persen. Ini masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan analis saat menunjukkan perlambatan laju inflasi.
Steven Ricchiuto dari Mizuho Securities USA mengatakan "Harga indeks konsumen melemah pada April secara bulanan dan tahunan. Meski kenaikan bulanan mencapai ekspektasi. Ingat, angka Maret lalu tinggi. April juga. Tapi saya kira ini awal melemahnya laju inflasi, memasuki sisa tahun ini."
Sementara kenaikan tahunan Indeks Harga Produsen alias Harga secara grosir juga melemah ke 11 persen pada April, setelah melesat pada angka 11,5 persen pada Maret dibandingkan tahun sebelumnya.
Loreen Gilbert analis dari WealthWise Financial mengatakan "Bisakah FED jinakkan inflasi atau akankah akan terus meroket ? Angka indeks harga produsen meningkat. Tampaknya akan melandai seperti juga harga konsumen."
Dua indikator laju inflasi ini masih jauh diatas target ideal THE FED yaitu sebesar 2 persen. (VOA/Mkn)