News

 

Virginia, MedanKini.Net - Sekitar 1,3 miliar ton makanan di seluruh dunia terbuang setiap tahun, menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, FAO. Kini, sebuah perusahaan Belanda memiliki kiat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mengurangi limbah makanan di dapur industri restoran.

Sebanyak 40 persen makanan yang diproduksi di Amerika Serikat, akhirnya tidak dimakan menurut Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam Amerika. Sebagian besar makanan ini berakhir di tempat pembuangan sampah dan mengeluarkan sejumlah besar gas metana.

Untuk membantu mengatasi masalah global ini, sebuah perusahaan Belanda mengembangkan sistem pemantauan limbah makanan dengan memanfaatkan Kecerdasan Buatan untuk membantu koki restoran mengidentifikasi dan mengukur jumlah makanan yang terbuang.

Olaf Van Der Veen sebagai CEO Orbisk mengatakan "Kami melengkapi tempat sampah, dengan timbangan dibawahnya dan kamera diatasnya, setiap kali sesuatu dibuang, kami rekam gambarnya dan algoritma pengenalan gambar AI kami mengenali jenis makanan yang dibuang."

Data dikumpulkan secara instant dan dibagikan di dashbord untuk membantu koki melihat masalah yang berulang. "Misalnya anda membuang 10 kg tomat setiap selasa pagi, itulah yang kami sampaikan. Atau meja prasmanan selada kurang laku di hari jumat karena pelanggan mencari makanan berat, sehingga banyak yang terbuang." imbuh Olaf Van Der Veen

Wawasan seperti inilah yang bisa diakses para koki untuk mengurangi limbah makanan sekaligus untuk keberlangsungan dan laba mereka. Olaf Van Der Veen menambahkan "Tidak ada koki di dunia yang suka memasak untuk tempat sampah."

Vonnie Estes dari Asosiasi Sayuran dan Buah Segar Internasional mengatakan "apa yang dapat dilakukan teknologi ini dari sudut pandang pemilik restoran sungguh memungkinkan mereka dengan Kecerdasan Buatan untuk memprediksi dan membuat jumlah makanan yang tepat."

Restorant tidak perlu membeli perangkatnya tapi membayar biaya langgaan bulanan untuk informasi yang dikumpulkan dan dibagikan sistem ini. Sejak diluncurkan tahun 2019 layanan ini telah membantu sekitar 100 restoran di eropa dalam menekan limbah makanan dan menghemat dana. Olaf Van Der Veen menuturkan "kami telah menyelamatkan sekitar 200 sampai 300 ribu kilo hingga saat ini dan itu nilainya sekitar 1,2 hingga 1,8 juta dolar"

Perusahaan asal Belanda ini berencana untuk memperluas sistem inovasinya ke pasar Amerika Serikat dan berharap suatu hari nanti akan mampu sepenuhnya menghilangkan limbah makanan dari dapur di industri restoran. (VOA/Mkn)