News


California, MedanKini.Net - Di SMA di Silicon Valley para guru mengunci ponsel siswa mereka.

Joanne Sablich, Guru Bahasa Prancis SMA San Mateo "Melihat ponsel dan SMS, mengecek media sosial. Saya akan menyita HP itu berulangkali". Michael Picchi, Ketua OSIS SMA San Mateo "Anak-anak hanya bermain Fortnite di meja dengan ponsel mereka, saat pelajaran berlangsung."

Adam Gelb, Wakil kepala Sekolah SMA San Mateo "Kami melihat sebagian siswa menghabiskan 11 hingga 12 jam sehari di ponsel." Setiap siswa kini harus menyimpan ponsel mereka di kantong kain kecil dengan kunci magnetik. "Pin ini akan masuk disini dan ini akan terkunci sepanjang hari. Saat pulang mereka ambil kembali dengan mengetukkan di sini." Ujar Adam Gelb sambil mencontohkan pemakaian kantung kecil bermagnetik.

Kantung ini disebut Yondr. Yondr sering dipakai saat konser dan di ajang seni agar penonton tidak memakai telephone, kini merambat ke banyak sekolah di Amerika dan Eropa. "Para siawa belajar serius tahun ini. Mereka tidak lagi mengambil swafoto atau melihat-lihat ponsel mereka." Ujar Joanne Sablich.

Tapi sebagian siswa tidak suka ponsel mereka disita. Lana Lam, Siswa SMA San Mateo "Teman-teman menaruh benda di jarum dan mematahkan jarum itu. Mereka bahkan akan beli magnet di internet agar bisa buka kuncinya.". Sekolah memiliki konselor untuk mendukung siswa yang mengalami stress tanpa ponsel mereka."Lebih sulit untuk keluar dari masalah dan kecemasan serta depresi, saat kita tidak pegang ponsel." Ujar Lana Lam.

Kekhawatiran akan ketergantungan terhadap ponsel, memotivasi CEO Yondr yang mantan pesepakbola profesional untuk membuat Yondr. Graham Dugoni, CEO Yondr "Orang umumnya pakai ponsel sekitar 8 hingga 10 jam sehari. Jadi gagasan membuat ruang bebas gawai di situasi perkotaan modern adalah sesuatu yang perlu dan akan sangat bermanfaat."

Biaya menyewa kantung Yondr adalah sekitar 20.000 dolar pertahun atau rata 12 dolar yakni sekitar 170 ribu rupiah setiap siswa. Menurut sang Kepala Sekolah biaya itu sepadan dengan hasil yang diperoleh, karena dengan ruang kelas tanpa ponsel terjadi lonjakan besar dengan prestasi dan nilai yang
diperoleh para siswa. (Voa/Mkn)