Deliserdang, Medankini.Net – Setelah mendeklarasikan Medan Bebas Banjir Tahun 2022 bersama ribuan warga Medan dan sekitarnya pada Desember 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut kini bergerak cepat mengambil tindakan untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Salah satunya, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Pemprov Sumut mencanangkan gerakan Satu Juta Biopori, pencanangan penanaman vetiver (tanaman pencegah longsor), dan penataan model tanaman penghijauan. Pencanangan dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Markas BPBD Jalan Medan-Binjai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Jumat (17/1).
“Pencanangan Satu Juta Biopori ini tentunya membantu menyerap dan menyimpan air di dalam tanah. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah banjir di masa depan. Dengan demikian, cita-cita kita mewujudkan Medan Bebas Banjir pada Tahun 2022 bisa terwujud,” ujar Gubernur.
Langkah pencanangan Satu Juta Biopori dan penanaman vetiver diapresiasi Gubernur. Apalagi, sepanjang Tahun 2019 lalu, bencana yang terjadi di wilayah Provinsi Sumut sebanyak 80% merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor. Jadi, pencanangan ini dipandang sangat relevan dan dibutuhkan.
“Untuk itu, saya imbau kepada seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota khususnya Medan dan sekitar agar turut menyukseskan gerakan satu juta biopori. Dimulai dari rumah-rumah. Begitu pula dengan membudidayakan tanaman vetiver khususnya daerah-daerah rawan longsor, karena tanaman ini memang juga sudah diimbau oleh Presiden Jokowi untuk dibudidayakan,” jelas Edy Rahmayadi.
Saat itu, Edy kembali mengingatkan untuk menjaga kebersihan, dimulai dengan bertanggung jawab terhadap sampah masing-masing. Misalnya, sampah rumah tangga agar dikelola dengan benar dimulai dari rumah. Menerapkan prinsip 3R yakni reuse, reduce, recycle.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menjelaskan bahwa pencanangan Satu Juta Biopori dan penanaman vetiver merupakan langkah untuk mewujudkan Medan Bebas Banjir 2022 dan penanggulangan banjir Sumut secara umum.
“Biopori ini merupakan lubang resapan berupa pipa yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah. Pipa dengan diameter 10-30 cm ini ditanam dengan kedalaman 100-120 cm dan dapat menyimpan air sebanyak tiga meter kubik per biopori. Jadi, kalau sejuta biopori menyimpan tiga juta meter kubik. Untuk vetiver, ialah rumput konservasi lahan mampu menyimpan air dan mengikat tanah,” tutur Riadil.
Seperti imbauan Gubernur, Riadil berharap seluruh pihak termasuk pengembang perumahan turut menyukseskan satu juta biopori dengan mulai ikut membuat minimal satu rumah satu biopori. Begitu pula dengan turut menanam tanaman vetiver. Untuk perkantoran, Riadil mengajak para OPD agar menata kantor dengan konsep ramah lingkungan dan dipenuhi tanaman hijau.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Edy secara simbolis menanam satu pipa biopori di Halaman Kantor BPBD, dilanjutkan dengan menanam vetiver bersama Kepala BPBD Sumut Riadil, dan melepas sebanyak 25 fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ke 15 kabupaten/kota Sumut (49 desa) yang rawan bencana banjir dan longsor.(Rel)
Salah satunya, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Pemprov Sumut mencanangkan gerakan Satu Juta Biopori, pencanangan penanaman vetiver (tanaman pencegah longsor), dan penataan model tanaman penghijauan. Pencanangan dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Markas BPBD Jalan Medan-Binjai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Jumat (17/1).
“Pencanangan Satu Juta Biopori ini tentunya membantu menyerap dan menyimpan air di dalam tanah. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah banjir di masa depan. Dengan demikian, cita-cita kita mewujudkan Medan Bebas Banjir pada Tahun 2022 bisa terwujud,” ujar Gubernur.
Langkah pencanangan Satu Juta Biopori dan penanaman vetiver diapresiasi Gubernur. Apalagi, sepanjang Tahun 2019 lalu, bencana yang terjadi di wilayah Provinsi Sumut sebanyak 80% merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor. Jadi, pencanangan ini dipandang sangat relevan dan dibutuhkan.
“Untuk itu, saya imbau kepada seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota khususnya Medan dan sekitar agar turut menyukseskan gerakan satu juta biopori. Dimulai dari rumah-rumah. Begitu pula dengan membudidayakan tanaman vetiver khususnya daerah-daerah rawan longsor, karena tanaman ini memang juga sudah diimbau oleh Presiden Jokowi untuk dibudidayakan,” jelas Edy Rahmayadi.
Saat itu, Edy kembali mengingatkan untuk menjaga kebersihan, dimulai dengan bertanggung jawab terhadap sampah masing-masing. Misalnya, sampah rumah tangga agar dikelola dengan benar dimulai dari rumah. Menerapkan prinsip 3R yakni reuse, reduce, recycle.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menjelaskan bahwa pencanangan Satu Juta Biopori dan penanaman vetiver merupakan langkah untuk mewujudkan Medan Bebas Banjir 2022 dan penanggulangan banjir Sumut secara umum.
“Biopori ini merupakan lubang resapan berupa pipa yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah. Pipa dengan diameter 10-30 cm ini ditanam dengan kedalaman 100-120 cm dan dapat menyimpan air sebanyak tiga meter kubik per biopori. Jadi, kalau sejuta biopori menyimpan tiga juta meter kubik. Untuk vetiver, ialah rumput konservasi lahan mampu menyimpan air dan mengikat tanah,” tutur Riadil.
Seperti imbauan Gubernur, Riadil berharap seluruh pihak termasuk pengembang perumahan turut menyukseskan satu juta biopori dengan mulai ikut membuat minimal satu rumah satu biopori. Begitu pula dengan turut menanam tanaman vetiver. Untuk perkantoran, Riadil mengajak para OPD agar menata kantor dengan konsep ramah lingkungan dan dipenuhi tanaman hijau.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Edy secara simbolis menanam satu pipa biopori di Halaman Kantor BPBD, dilanjutkan dengan menanam vetiver bersama Kepala BPBD Sumut Riadil, dan melepas sebanyak 25 fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ke 15 kabupaten/kota Sumut (49 desa) yang rawan bencana banjir dan longsor.(Rel)