Medan, MedanKini.Net - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengharapkan agar masalah penyakit Tuberkulosis (TB) harus ditangani dengan serius. Sehingga diharapkan masalah ini dapat tuntas tahun 2020.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi usai membuka acara Peluncuran Rencana Aksi Daerah Penanganan TB, sekaligus dalam rangka Peringatan Hari TB Sedunia 2019, Sabtu (13/4) di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis.
“Komitmen kita, masalah ini harus ditanani seirus, tidak boleh main-main. InsyaAllah tahun 2020 masalah ini tuntas,” kata Gubernur.
Gubernur juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Kebersihan merupakan hal yang mutlak. “Karena di tempat yang kotor itu merupakan sarangnya bakteri-bakteri TB,” ujar Edy Rahmayadi.
Kepada penderita TB, Edy Rahmayadi juga mengingatkan agar disiplin meminum obat. Karena, jika tidak disiplin, penderita harus meminum obat dari awal dan akan lebih lama penyembuhannya.
“Kepada penderita TB, harus berobat. Taat dan disiplin untuk mengonsumsi obat itu. Kalau perintah dokter enam bulan, rutin waktunya, itu tidak boleh dilepas. Karena kalau itu dilepas dia akan mulai lagi dari nol, bahkan jadi dua tahun,” kata Edy Rahmayadi yang datang bersama istrinya, yang juga Ketua TP PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Agustama mengatakan bahwa TB masih merupakan masalah di Indonesia, termasuk Sumut. “Bahkan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kasus nomor tiga tertinggi di dunia, sedangkan Sumatera Utara nomor empat nasional,” ujar Agustama.
Disebutkannya, insiden kasus TB Provinsi Sumut tahun 2018 sebesar 71.296 kasus, yang sudah ditemukan tahun 2018 sebesar 34.600 orang atau sebesar 48,96 persen. Sedangkan untuk angka keberhasilan pengobatan (SR) 91,1 persen.
Beban biaya yang ditanggung negara dan dampak sosial yang terkena penyakit ini juga tidak kecil. Untuk itu perlu perhatian khusus, serta butuh keterlibatan berbagai pihak dalam upaya penanggulangannya, terutama jajaran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
“TB merupakan program nasional, oleh karenanya perlu kesiapan dari setiap daerah khususnya kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara, sehingga pelaksnaannya bisa berjalan dengan baik,” kata Agustama.
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS), kata Agustama, jatuh pada tanggal 24 Maret. Tema global HTBS tahun ini adalah ‘It’s Time’ dan tema nasional yang dipilih ‘Saatnya Indonesia Bebas TB’. “Tema nasional ini untuk menggerakkan seluruh lapisan masyarakat dan segenap komponen bangsa untuk bersama-sama membebaskan Indonesia dari penyakit Tuberkulosis,” kata Agustama.
Dikatakan Agustama, salah satu upaya upaya terobosan yang dilakukan adalah gerakan temukan tuberkulosis, obati sampai sembuh atau TOSS-TB yang melibatkan seluruh seluruh lapisan masyarakat. “Dimaksudkan agar eliminasi tuberkulosis dapat tercapai di Indonesia sebelum tahun 2030,” sebut Agustama.
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan pameran “Story of Hope” dalam menunjukkan pendekantan-pendekatan serta menunjukkan efek dari TB. Pembukaan pameran ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Ketua TP PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD Provinsi Sumut Muchrid Nasution, Kepala Bappeda Irman, dari Sub Dit TB Kemenkes RI, para Kepala Dinas Kesehatan se-Sumut dan KNCV Tuberculosis Foundation. (Rel)
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi usai membuka acara Peluncuran Rencana Aksi Daerah Penanganan TB, sekaligus dalam rangka Peringatan Hari TB Sedunia 2019, Sabtu (13/4) di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis.
“Komitmen kita, masalah ini harus ditanani seirus, tidak boleh main-main. InsyaAllah tahun 2020 masalah ini tuntas,” kata Gubernur.
Gubernur juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Kebersihan merupakan hal yang mutlak. “Karena di tempat yang kotor itu merupakan sarangnya bakteri-bakteri TB,” ujar Edy Rahmayadi.
Kepada penderita TB, Edy Rahmayadi juga mengingatkan agar disiplin meminum obat. Karena, jika tidak disiplin, penderita harus meminum obat dari awal dan akan lebih lama penyembuhannya.
“Kepada penderita TB, harus berobat. Taat dan disiplin untuk mengonsumsi obat itu. Kalau perintah dokter enam bulan, rutin waktunya, itu tidak boleh dilepas. Karena kalau itu dilepas dia akan mulai lagi dari nol, bahkan jadi dua tahun,” kata Edy Rahmayadi yang datang bersama istrinya, yang juga Ketua TP PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Agustama mengatakan bahwa TB masih merupakan masalah di Indonesia, termasuk Sumut. “Bahkan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kasus nomor tiga tertinggi di dunia, sedangkan Sumatera Utara nomor empat nasional,” ujar Agustama.
Disebutkannya, insiden kasus TB Provinsi Sumut tahun 2018 sebesar 71.296 kasus, yang sudah ditemukan tahun 2018 sebesar 34.600 orang atau sebesar 48,96 persen. Sedangkan untuk angka keberhasilan pengobatan (SR) 91,1 persen.
Beban biaya yang ditanggung negara dan dampak sosial yang terkena penyakit ini juga tidak kecil. Untuk itu perlu perhatian khusus, serta butuh keterlibatan berbagai pihak dalam upaya penanggulangannya, terutama jajaran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
“TB merupakan program nasional, oleh karenanya perlu kesiapan dari setiap daerah khususnya kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara, sehingga pelaksnaannya bisa berjalan dengan baik,” kata Agustama.
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS), kata Agustama, jatuh pada tanggal 24 Maret. Tema global HTBS tahun ini adalah ‘It’s Time’ dan tema nasional yang dipilih ‘Saatnya Indonesia Bebas TB’. “Tema nasional ini untuk menggerakkan seluruh lapisan masyarakat dan segenap komponen bangsa untuk bersama-sama membebaskan Indonesia dari penyakit Tuberkulosis,” kata Agustama.
Dikatakan Agustama, salah satu upaya upaya terobosan yang dilakukan adalah gerakan temukan tuberkulosis, obati sampai sembuh atau TOSS-TB yang melibatkan seluruh seluruh lapisan masyarakat. “Dimaksudkan agar eliminasi tuberkulosis dapat tercapai di Indonesia sebelum tahun 2030,” sebut Agustama.
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan pameran “Story of Hope” dalam menunjukkan pendekantan-pendekatan serta menunjukkan efek dari TB. Pembukaan pameran ditandai dengan pengguntingan pita oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Ketua TP PKK Provinsi Sumut Nawal Lubis Edy Rahmayadi.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD Provinsi Sumut Muchrid Nasution, Kepala Bappeda Irman, dari Sub Dit TB Kemenkes RI, para Kepala Dinas Kesehatan se-Sumut dan KNCV Tuberculosis Foundation. (Rel)