Virginia, MedanKini.Net - Perdagangan pisang hijau memberikan penghidupan bagi ribuan keluarga pedagang grosir di Mozambik Tengah. Tapi meningkatnya biaya bahan bakar dan kenaikan harga akibat inflasi memangkas keuntungan mereka. Pedagang grosir yang biasanya memakai truk untuk membawa buah ke pasar, kini harus memakai sepeda untuk perjalanan yang terkadang bisa mencapai 90 km sehari dan sangat melelahkan.
Carlitos Juliao seorang grosir pisang dari Gojambe mengatakan "Saya harus mengayuh sepeda agar bisa bertahan hidup. Bila pakai mobil , saat kembali, saya tidak bisa beli pisang lagi dari petani karena saya tidak punya uang lagi."
Para pedagang grosir ini biasanya membeli buah dari petani kemudian menyewa truk untuk membawanya ke pasar. Namun sejak Januari 2022 para pengemudi truk menaikkan ongkos transport karena naiknya harga BBM dan para petani juga mulai menaikkan harga untuk setiap tandan pisang, tapi harga pisang untuk konsumen di pasar belum banyak naik sehingga pedagang grosir terjepit.
"Saat biaya bahan bakar naik, harga pisang juga naik. Mengangkut pisang sebanyak ini dengan truk menghabiskan banyak uang. Saya tidak bisa mendapat untung." ujar Carlitos.
Sama halnya dengan Fernando Magaio Pedagang pisang dari Chicanga mengatakan "Harga bensin terlalu mahal. Saya beli pisang dan untuk pergi ke kota Saya taruh di rak sepeda belakang. Saya punya sepeda motor, tapi saya jual karen harga bensin naik sekali."
Pedagang grosir pisang ini berharap tidak perlu melakukan perjalanan sekitar 30 km dari luar Desa Macate ke Chimoio Ibukota provisni di Mozambik Tengah.
Elias Carera Pedagang Pisang dari Macate mengatakan "Akan sangat membantu jika ada pasar dekat kami. Jika ada pasar disekitar sini, kami bisa membawa pisang kesana dan pelanggan akan datang untuk membeli."
Pemerintah Mozambik mengatakan naiknya harga bahan bakar akibat perang di Ukraina yang memicu lonjakan harga minyak mentah internasional, Tapi menurut analis inflasi terkait pandemi juga berkontribusi terhadap kenaikan harga. Inflasi bulan Juni 2022 di Mozambik melonjak menjadi hampir 11 persen dari hanya 9 persen lebih pada bulan sebelumnya. Bank Sentral memprediksi daya beli akan semakin memburuk dan itu berarti para pedagang pisang ini masih harus mengayuh sepeda mereka untuk waktu yang lebih lama lagi. (VOA/Mkn)