News


Virginia, MedanKini.Net - Usaha kecil seperti pengecer Jeans pesanan di Johannesburg ini mengikuti tren perdagangan daring atau e-commerce, beberapa wilayah Afrika mengalami pertumbuhan 2 digit dalam belanja daring dari tahun ke tahun dengan lebih dari 334 juta pengguna saat ini. Perusahaan data pasar Statista memproyeksikan tren ini tumbuh mencapai 519 juta pembeli pada tahun 2025.

Tshepo Mohlala, Pendiri Tshepo Jeans mengatakan "Tshepo adalah merk yang sungguh dimulai di media sosial. Sebelum ada toko, kami sudah jualan daring. Jadi ada pertumbuhan sejak hari pertama."

Merk yang diluncurkan pada tahun 2015 ini bisa bertahan selama pandemi dengan toko daringnya dan pembelian secara daring tetap stabil, bahkan setelah 4 toko fisik mereka dibuka kembali. Menurut pakar tren ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya akses ponsel pintar di seluruh Afrika.

Mercy Mpinganjira dari Sekolah Sistem Informasi & Intelijen Konsumen mengatakan "Penetrasi internet rendah di tahun-tahun awal e-commerce. Karena itu tingkat e-commerce rendah. Tapi kini dengan masuknya ponsel, itu mengubah banyak hal. Kini sekitar 80 persen orang di Afrika memiliki akses ke ponsel, dan itu memungkinkan mereka mengakses berbagai hal secara daring dan bisa bertransaksi secara daring."

Menurut Mercy ada sejumlah tantangan yang mungkin menghambat belanja daring di Afrika. Masih banyak orang tidak menggunakan Bank dan ini memperumit pembayaran digital, ada juga masalah logistik pengiriman karena layanan pos yang lambat dan tidak nyaman. Tapi sistem pos yang tidak dapat diandalkan ini telah membuka jalan bagi munculnya perusahaan kurir baru.

Craig Pitchers dari The Courier Guy mengatakan "Layanan pos tidak begitu nyaman. Jika melihat jumlah pemain kurir di pasar, warga dimanjakan dengan berbagai pilihan bisa mereka gunakan. Salah satu area inovasi kami seputar pertumbuhan e-commerce adalah pengenalan Loker Elektronik yang kami sebut PUDO, yakni ambil dan antar."

Semakin banyak warga Afrika mungkin menyambut belanja daring, tapi menurut pakar itu tidak bisa menggantikan pengalaman berbelanja di toko fisik.

"Dari perspektif pertumbuhan, toko fisik kami masih jauh lebih baik dibandingkan kehadiran digital kami saat ini. Ini memberi kami semacam platform untuk mendapat lebih banyak pelanggan yang datang untuk menyentuh produk kami, merasakan produk kami. Kami juga bisa mengeksekusi pengalaman berbelanja barang khusus." ujar Tshepo

Meski sejumlah konsumen selalu lebih suka untuk berbelanja di toko fisik, tapi perdagangan lewat daring atau e-commerce telah membuka cara baru bagi usaha kecil untuk dapat menjangkau para perlanggan baru yang lebih memilih berbelanja secara daring. (VOA/Mkn)